Muamalat Institute Siap Cetak Golden Generation 2045
Jakarta – Seiring dengan visi pemerintah dalam mewujudkan SDM Indonesia unggul pada 2045 yaitu dalam mencetak generasi emas Indonesia yang kompeten dan juga berakhlak baik, dibutuhkan suatu komitmen bersama antar pihak terkait. Dengan kegiatan sosialisasi dan juga edukasi kepada masyarakat.
Pada 2045 mendatang, diproyeksikan jumlah penduduk Indonesia sebesar 309 juta jiwa dengan komposisi generasi milenial sebesar 25,87% dan generasi Z sebesar 27,94% (BKF, 2022).
Meninjau hal tersebut, perlu adanya peningkatan kualitas sumber daya manusia, khususnya generasi milenial.
Generasi milenial merupakan generasi dengan rentang kelahiran antara tahun 1980 – 1995. Dengan demikian, tahun 2022 ini, usia para generasi milenial berkisar antara 27 – 42 tahun.
Yang mana rentang usia ini merupakan usia produktif. Anak muda yang memiliki semangat tinggi, idealis, berpikiran yang terbuka, senang memanfaatkan teknologi dalam berkomunikasi dengan bantuan internet.
Serta banyak berinteraksi dengan smartphone. Baik dalam mencari informasi maupun menggunakan aplikasi-aplikasi yang menunjang pekerjaan dan kemudahan dalam kehidupan sehari-harinya.
Kemenkominfo mencatat jumlah pengguna smartphone di Indonesia sebanyak 167 juta orang. Atau 89% dari total penduduk Indonesia.
Mayoritas pengguna smartphone berada pada rentang usia 20-29 tahun sebesar 75,95 persen.
Namun, kemudahan akses informasi juga berakibat terhadap penyalahgunaan informasi dari sumber yang tidak dapat dipercaya. Adanya mis informasi atau pemahaman yang tidak tepat. Termasuk dalam mengakses informasi mengenai produk dan jasa keuangan.
Hal itu disebabkan karena tingkat pemahaman atau literasi terkait produk keuangan yang masih rendah.
Survei OJK 2022, tingkat literasi keuangan sebesar 49,68% dan tingkat inklusi keuangan sebesar 85,10%, untuk indeks literasi keuangan syariah sebesar 9,14% dan indeks inklusi keuangan syariah sebesar 12,12%.
Artinya banyak pengguna jasa dan produk keuangan syariah masih belum paham terkait fitur dari produk keuangan yang ada.
Berdasarkan pada survei yang dilakukan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dominasi jumlah investor merupakan generasi milenial sebesar 77,47%.
Namun sayangnya masih banyak masyarakat, khususnya generasi milenial yang menjadi korban kasus tindak pidana penipuan berkedok investasi.
Meninjau hal tersebut, perlu adanya upaya pemerintah untuk menyiapkan tenaga-tenaga muda yang memiliki pemahaman dan pengelolaan keuangan yang baik dalam menghadapi bonus demografi.
Saat ini Indonesia mulai mendapatkan demography dividend atau bonus demografi. Artinya rasio jumlah penduduk produktif lebih besar daripada jumlah penduduk tidak produktif.
Data dari BPS per Juni 2022, jumlah penduduk produktif sekitar 69% dan di tahun 2030, bonus demografi dengan rasio 70% usia produktif. Artinya tingkat persaingan semakin tinggi. Sehingga perlu SDM unggul baik hard skill namun juga softskill.
Keterampilan komunikasi, leadership, ethics merupakan softskill yang harus dimiliki generasi saat ini dalam mempersiapkan calon pemimpin di masa depan.
Meninjau hal tersebut, Muamalat institute aktif berpartisipasi untuk melakukan kolaborasi, sosialisasi, literasi, dan edukasi kepada lembaga pendidikan.
Baca : Launching Program GEULIS, Muamalat Institute Hidupkan Ekosistem Literasi Syariah Untuk Bangsa
Baik di tingkat dasar, menengah, dan tinggi dari level SD, SMP, SMA di seluruh Indonesia melalui program literasi keuangan syariah (GEULIS). Yang saat ini telah menjangkau 14 provinsi dengan total 76 instansi dan 5659 peserta.
Program GEULIS merupakan suatu inisiasi Muamalat Institute untuk mendukung literasi syariah bersinergi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Perpustakaan Nasional (Perpusnas) dan Forum Taman Bacaan Masyarakat (TBM) di seluruh Indonesia.
Selain hal tersebut, Muamalat Institute mendukung program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Khususnya terkait dengan pemagangan mahasiswa bersertifikat melalui program Muamalat Indonesia Kompeten (MIKO). Yang saat ini diikuti oleh 11 kampus dan 138 mahasiswa dari Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia.
Program MIKO merupakan satu ikhtiar Muamalat Institute dalam upaya menciptakan kualitas sumber daya manusia masa depan yang kompeten dan berdaya saing tinggi sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi syariah dan industri halal di Indonesia.
Anton Hendrianto selaku direktur Muamalat Institute menyampaikan bahwa kunci dari peningkatan SDM unggul adalah melalui kolaborasi dan sinergi antar berbagai pihak. Untuk mempersiapkan calon pemimpin masa depan yang kompeten.
Di akhir tahun 2022 ini Muamalat institute melakukan roadshow ke berbagai kota adapun tujuan program tersebut untuk meningkatkan sinergi dengan berbagai lembaga pendidikan di daerah.
Beberapa program tersebut diantaranya:
Focus Group Discussion Pemetaan Kompetensi yang dibutuhkan oleh Mitra Magang Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) (2 November 2022) – Universitas Pendidikan Indonesia Workshop Sinergi Implementasi Program MBKM dan Penyelarasan Kurikulum Ekonomi Syariah (23 November 2022) – Universitas Ahmad Dahlan Stadium General “Prepare Your Future Career Journey” (24 November 2022) – Universitas Muhammadiyah Mataram Opening Ceremony Kajian Perbankan Syariah “Pandangan Generasi Milenial Terkait Perbankan Syariah serta Persiapan Perbankan Syariah dalam Menghadapi Resesi Dunia Tahun 2023” (26 November 2022) – UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Pelatihan Soft Skill “Planning Your Transition to Successful Leadership” (29 November 2022) – Universitas Muhammadiyah Riau.
Lebih lanjut, Anton menambahkan, “Selain melakukan roadshow ke berbagai daerah, kami di Muamalat Institute juga melakukan berbagai kegiatan literasi. Tidak hanya kepada pelajar di Perguruan Tinggi namun juga kepada pelajar pada berbagai tingkat mulai dari SD, SMP, SMA dan SMK. Semakin dini kegiatan literasi dan edukasi terkait ekonomi syariah akan semakin berdampak kepada masa depan mereka sebagai penerus bangsa yang unggul pada 2045”.
Baca : Muamalat Institute dan Bank Muamalat Terus Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Syariah
Leave a Reply