Muamalat Institute Support Perempuan Pesepeda

Muamalat Institute selalu mendukung kegiatan positif seperti yang dilakukan oleh Komunitas Perempuan Pesepeda (PEPESPEDA) ini yang diadakan di Royal Sentul Park, Jl. Tol Jagorawi Jl. Sentul Raya, Kadumangu, Kec. Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (28/11/20).

Pada kegiatan ini dihadiri oleh lima puluh komunitas sepeda seluruh Indonesia dan juga dihadiri oleh perwakilan Bank Muamalat Indonesia. Kegiatan ini juga mengangkat tema “Memberdayakan wanita dengan bersepeda”. Berbagai macam jenis kegiatan diantaranya; Gowes Bareng dengan jarak tempuh 12 KM, games, doorprize, dan masih banyak kegiatan positif lainnya.

Lisa Tuakiya selaku ketua pelaksana dalam kegiatan ini sangat senang bisa sukses “Pepespeda ini event pertama kami buat tentunya dibantu oleh panitia yang sangat kreatif. Selain memperkenalkan komunitas baru terbentuk 6 bulan ini juga sambil memperingati hari pahlawan. Kita para Pepespeda menunjukan semangat kita dalam kondisi Pandemi untuk meningkatkan imun kita agar lebih baik , jangan sampe imun kita buruk karena tidak ada aktifitas,” ungkapnya perempuan asli Ambon.

Dengan bersepeda paling aman, kita bisa jaga protokoler kesehatan. kita juga rutin membuat gowes bareng (Gobar) setiap minggunya dan terus bertambah member Pepespeda ini, “Sehingga kita terus membuat kegiatan perkumpulan positif selanjutnya seperti halnya nanti di bulan Desember memperingati hari Ibu,” tambahnya.

Berharap temen-temen semakin sehat, semakin kreatif dan tentunya kita terus menjalin erat tali persaudaraan ini. Karena hanya dengan membuat teaser Vidio kegiatan Gobar yang dibuat oleh tim kreatif di Pepespeda bisa menghadirkan 50 komunitas Sepeda di Indonesia.

Melvira salahsatu peserta dari Komunitas Jakarta Brompton, merasa Seneng banget ada perkumpulan seperti ini saling menyemangati sesama perempuan, nambah pertemanan, tubuh kita juga sehat dengan hadir di kegiatan ini. “Diharapkan lebih sering-sering hadir event yang positif ini,” ungkapnya perempuan asli Bandung yang sering disapa Ibu Lurah.

Executive Director Muamalat Institute Anton Hendrianto mengatakan, Pada saat situasi pandemi seperti ini, kita harus terus beradaptasi dengan kondisi yang ada dan ini merupakan pembelajaran tanpa henti yang harus kita lakukan agar dapat meningkatkan imunitas tubuh.

“Muamalat Institute akan terus mendukung proses pembelajaran dan adaptasi kegiatan seperti ini, karena bersepada itu sangat erat dengan filosofi pembelajaran tanpa henti, kita tidak boleh berhenti mengayuh agar kita tetap stabil dan mencapai tujuan. Begitu juga system pembalajaran tidak boleh berhenti dalam kondisi apapun, itulah kenapa MI mendukung event ini,” ujarnya saat diwawancarai.

Apalagi ini dilakukan kaum perempuan yg mendorong kegiatan positif bagi komunitas luas, ini juga kami mendukung emansipasi, imbuh Anton yang juga pejabat senior di Bank Muamalat Indonesia. (ZA_MI)

Baca : Bank Muamalat Berbagi Tips Bersepeda Sehat kepada Nasabah Prioritas

Muamalat Institute terus Dorong upaya peningkatan kompetensi Manajemen Resiko Bankir Indonesia

Muamalat Institute (MI) terus konsisten dalam memberikan dukungan untuk perbankan syariah di Indonesia, khususnya dalam peningkatan kualitas Sumber Daya Manusianya. Seperti yang diketahui bersama, bisnis perbankan tidak lepas dari bagaimana melakukan pengelolaan manajemen risiko yang baik. Maka dari itu, MI merancang program Sertifikasi Manajemen Risiko Perbankan yang terstruktur dan berkualitas.

Menurut Executive Director MI, Anton Hendrianto, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mencetak sumber daya manusia yang qualified dan memiliki kompetensi di bidang Manajemen Risiko. “Ini kita tempuh sebagai cara menempuh standar profesi dan kode etik yang baik untuk meningkatkan kualitas manajemen risiko dan corporate governance perbankan syariah Indonesia,’’ tuturnya, Jumat (20/11/20).

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/ 19 /PBI/2009 Tanggal 4 Juni 2009 tentang Sertifikasi Manajemen Risiko Bagi Pengurus dan Pejabat Bank Umum dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/ 7 /PBI/2010 Tanggal 19 April 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/19/PBI/2009 tentang Sertifikasi Manajemen Risiko Bagi Pengurus dan Pejabat Bank Umum, bank wajib mengisi jabatan pengurus dan pejabat bank dengan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan keahlian di bidang Manajemen Risiko. Pengurus dan pejabat bank tersebut wajib memiliki sertifikat manajemen risiko yang diterbitkan oleh lembaga sertifikasi profesi. MI mendukung program ini dengan melakukan Pembekalan Sertifikasi Manajemen Risiko level 1 sampai dengan level 5 kepada karyawan bank, dosen, mahasiswa maupun masyarakat umum yang akan melakukan ujian sertifikasi manajemen risiko di lembaga sertifikasi yang sudah ditetapkan oleh BNSP.

Selang bulan Januari 2020 hingga saat ini, MI telah melaksanakan Pembekalan sebelum ujian sertifikasi manajemen risiko ke beberapa lembaga. Di antaranya Bank Muamalat, Bank Syariah Bukopin, BNI Syariah, BPRS HIK Cibitung, BTPN Syariah, UIN Syarif Hidayatullah, UNISNU Jepara, PT. BPRS Al Salaam Amal Salman, Bank Mega Syraiah, dan Kelas Publik yang dilakukan untuk umum baik bankir, akademisi dan berbagai kalangan.

Data persentase seluruh kelulusan ujian yang didapat setelah kelas pembekalan ini selama bulan Januari 2020 hingga saat ini adalah Pembekalan Sertifikasi Manajemen Risiko Level 1 yaitu 91.13%, Pembekalan Sertifikasi Manajemen Risiko Level 2 yaitu 93.75%, Pembekalan Sertifikasi Manajemen Risiko Level 3 100.00%. Sehingga dikalkulasikan seluruhnya sebesar 94,18% dari 448 peserta yang sudah mengikuti kelas pembekalan di MI yaitu 413 peserta yang kompeten. Bagi peserta yang belum kompeten dapat mengikuti kelas ulangan untuk mendalami lebih lanjut materi yang disampaikan hingga peserta tersebut lulus ujian. “Inilah wujud dari komitmen kami dalam membangun landscape perbankan yang lebih baik di Indonesia,” kata Anton Hendrianto yang juga sebagai pejabat senior di Bank Muamalat Indonesia.

Anton juga menyarankan untuk segera dapat berkonsultasi dengan konsultan dari MI agar mendapatkan solusi yang terbaik perihal ini. Menurutnya, selain kelas pembekalan, MI juga melakukan pelatihan refreshment program untuk para peserta yang telah lulus ujian sertifikasi manajemen risiko. Tujuan dari pelatihan ini yaitu untuk memberikan penyegaran kepada bankir profesional dan peserta yang telah lulus ujian sertifikasi manajemen risiko dan juga pemeliharaan sertifikasi manajemen risiko dimana masa berlaku untuk Sertifkasi Manajemen Risiko Level 1 sampai dengan 3 selama empat tahun dan dua tahun untuk Level 4 dan 5.

FKoordinator Operasi dan Pelayanan Cabang Bank syariah Bukopin, Mohammad Aulia, sangat beryukur dan banyak manfaat yang diperoleh setelah mengikuti pelatihan tentang Manajemen Resiko yang diselenggarakan oleh MI. “Banyak ilmu dan istilah-istilah manajemen risiko yang didapat terutama dalam menghadapi risiko-resiko yang terjadi dalam perusahaan. Dan juga materi yang diberikan sangat membantu dalam menghadapi ujian sertifikasi yang diselenggarakan oleh LSP KS,” ujarnya.

Baca : Muamalat Institute Dorong Peningkatan Kompetensi Bankir

Open chat
Assalamu alaikum warahmatullohi wabarakatuh.... ada yang bisa kami bantu ?